PUISI 1 : MENUNDUKKAN DIRI SENDIRI
Ada yang mau kulihat
dari kehadiran pagi ini
kebenaran jernihnya tetes embun
seperti diatas daun keladi,
beningnya abadi tanpa debu dan keruh
Hitungan waktu membuat hidup berlalu
alam dan daun berganti
pada setiap syair, nada berobah,
leherku panjang, mengikuti irama lagu ini
ku tebak buah syair
bersama koma, titik dan tanda kutip
pada setiap halaman, pagi dan petang
seperti setumpuk awan
kadang, nonggol
kadang perlahan bergerak
dan lenyap
atau pergulatan sekarang dan nanti
damai bertempur dengan kebutuhan hari ini
yang harus dipenuhi
logika bercermin pada imaginasi
berperang dengan keinginan mewujudkan diri
mendendangkan kebenaran
dengan gitar kebodohan
terus berdalih dengan seribu pandangan.
Cahaya yang tersirami,
bersama rinai dan hujan
sperti meminggir dan sepi
ditangisi oleh debu dan sampah pikiran
Sebelum tinta ini habis
ku ingin peringatkan
diri itu akan tetap terbunuh
walaupun logika berjuang sehabisnya
Karena ego, dengan jeket imajinasi
akan selalu menang
dalam setiap pergulatan
menundukkan diri sendiri
0 comments