PUISI 2 : MENGHARUNGI TELAGA AIR MATA MAMA
Masih kuingat derit bunyi kereta senja itu
ketika melewati kaki bukit di desa sepi
membelok dan lenyap dibawa tikungan
dan aku masih disini, berdiri terpaku
ditinggal sunyi setelah kereta itu pergi
Kukuat kan kaki melangkah
menuju pulang kerumah
yang sudah lama kutinggalkan
melewati jalan setapak yang sudah gelap
diselimuti pilu sepi menunggu
Mama,.. akhirnya aku sampai juga dihalaman rumah kita
dimana dulu aku kau gugu, kau belai dan kau cumbu
senyum dan pelukan mu terasa mambasuh tubuhku
Tak bisa kutahan, air mataku tumpah
dengan tangan gemetar, ku buka pintu,
dan deritnya seakan menyayat jantungku
pilunya menembus relung jiwaku,
denganpenuh ragu
kugapai tombol lampu
Dengan cahaya lima watt aku berdiri
ditengah rumah yang hampa dan sepi
ku pandang potomu dalam bingkai yang mulai berdebu
kuusap wajahmu dengan jiwa yang runtuh
dan hati yang luluh
kucari-cari dirimu kesemua sudut ruang
dan dengan tangan menggigil potomu masih kupegang
namun semua kosong belaka
In Memory Slideshow: Syahrial’s trip from Pekanbaru, Sumatra, Indonesia to 2 cities Batam Centre (near Singapore, Singapore) and Batam was created by TripAdvisor. See another Indonesia slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.
0 comments